Bitcoin kembali terpukul keras setelah turun ke sekitar US$86.000, menandai penurunan 20.88% dalam sebulan dan menjadi performa terburuk dalam enam bulan terakhir.
Data TradingView menunjukkan bahwa meskipun harga jatuh, volume perdagangan melonjak 39.57% ke US$76.66 miliar, tanda meningkatnya aktivitas jual di pasar.
Grafik bulanan memperlihatkan tren bearish yang konsisten sejak awal November, dengan BTC gagal mempertahankan level psikologis US$90.000 dan terus bergerak di kisaran bawah.
Dilansir dari CNBC, tekanan utama yang memperparah kejatuhan harga datang dari likuidasi posisi leverage. Banyak bursa kripto memungkinkan leverage hingga 200x, sehingga pergerakan kecil harga langsung memicu gelombang forced liquidation.
Menurut analis Fedwatch Advisors, jumlah leverage di pasar kripto masih sangat besar dan menjadi “bom waktu” jika volatilitas terus berlanjut. Jika BTC gagal bertahan di area US$85.000, gelombang likuidasi berikutnya dapat menyeret pasar lebih dalam.
Sentimen Global Memburuk Setelah Peringatan Baru dari China
Harga Bitcoin juga ditekan oleh sentimen negatif dari Asia setelah bank sentral China (PBoC) kembali mengumumkan larangan tegas terhadap aktivitas kripto. Peringatan itu membuat saham-saham terkait aset digital di Hong Kong merosot dan memperlemah psikologi pasar global.
China menegaskan bahwa aset kripto tidak memiliki status legal sebagai mata uang, memperkuat kembali sikap keras terhadap perdagangan digital.