Woori Bank menjadi bank komersial pertama di Korea Selatan yang menampilkan harga Bitcoin (BTC) di ruang perdagangan utamanya di Seoul. Langkah ini menempatkan BTC sejajar dengan indikator keuangan penting seperti nilai tukar won–dolar AS dan data pasar saham, mencerminkan semakin besarnya peran aset digital dalam ekosistem keuangan modern.
Menurut pejabat Woori Bank, keputusan ini diambil karena Bitcoin kini dianggap sebagai indikator sentimen pasar yang semakin relevan. Bank menilai aset digital telah menjadi bagian dari dinamika keuangan global dan perlu dipantau secara real-time oleh pelaku pasar.
Langkah ini datang di tengah upaya perbankan Korea memperkuat infrastruktur digital. Hana Financial Group baru-baru ini bermitra dengan Dunamu (operator bursa Upbit) untuk mengintegrasikan teknologi blockchain ke layanan remitansi dan sistem data keuangan. Woori sendiri belum mengumumkan kemitraan resmi, namun CEO Jung Jin-wan menegaskan bahwa layanan aset digital memiliki potensi pendapatan baru bagi perbankan.
Pemerintah dan regulator Korea Selatan juga tengah merancang kerangka kerja baru, termasuk aturan yang membatasi penerbitan stablecoin berbasis won hanya untuk konsorsium yang dipimpin bank. Jika diterapkan, bank besar seperti Woori berpotensi menjadi pemain kunci dalam pasar stablecoin nasional.
Sementara itu, investor Korea terus menunjukkan minat tinggi pada aset digital. Saat libur Chuseok, warga Korea menggelontorkan USD 1,24 miliar ke ETF berisiko tinggi dan aset kripto AS, memanfaatkan momentum positif di Wall Street.
Dalam waktu yang sama, Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan (FSC) merilis aturan baru terkait pinjaman kripto untuk membatasi leverage berisiko, mengatur bunga pinjaman, dan membatasi aset yang dapat dijadikan jaminan hanya pada 20 kripto teratas. Regulasi ini diharapkan menekan volatilitas jangka pendek namun meningkatkan stabilitas dan transparansi pasar dalam jangka panjang.