Harga Bitcoin (BTC) dinilai berada di zona krusial menjelang keputusan FOMC. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyebut BTC harus menembus dan bertahan di atas USD 93.000 untuk membuka peluang reli menuju USD 100.000–USD 102.000, yang berdekatan dengan level 50-week moving average. Jika gagal dan turun di bawah USD 88.000, Bitcoin berpotensi terkoreksi lebih dalam hingga USD 82.000 dan kembali ke pola bearish jangka menengah.
Fyqieh menegaskan bahwa pertempuran harga terbesar berikutnya akan terjadi di area USD 100.000–USD 102.000, terutama setelah rilis FOMC. Sinyal hawkish dari The Fed dapat memperberat tekanan jual dan menyeret BTC ke level support kritis. Ia pun mengingatkan investor untuk disiplin dalam manajemen risiko di tengah tingginya volatilitas.
Ke depannya, pasar kripto akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
- Keputusan FOMC yang menentukan arah pasar beberapa pekan ke depan.
- Arus dana ETF Bitcoin spot, termasuk masuknya Vanguard yang menarik lebih banyak investor institusional.
- Upgrade Ethereum “Fusaka”, yang berpotensi meningkatkan minat risiko di seluruh aset digital.
Para analis menilai 7–10 hari ke depan akan menjadi periode penentu apakah lonjakan harga Bitcoin saat ini merupakan awal reli baru atau sekadar pantulan sementara.
Sementara itu, laporan terpisah mengungkap fenomena baru di AS: generasi muda semakin beralih ke investasi kripto, didorong meningkatnya harga rumah dan kondisi ekonomi yang sulit. Studi terbaru menunjukkan Gen Z dan milenial dengan prospek kepemilikan rumah rendah lebih memilih aset berisiko tinggi seperti kripto, sementara mereka yang mampu membeli rumah cenderung mengambil risiko lebih konservatif. Fenomena serupa juga terlihat di Inggris.