Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak cenderung bergejolak pada pekan depan, dipengaruhi sejumlah faktor eksternal maupun domestik. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyebut IHSG berpotensi volatile dengan level support di 8.478 dan resistance 8.706. Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memproyeksikan IHSG masih akan menguat dengan kisaran support 8.553–8.600 dan resistance 8.666–8.706.
Dari dalam negeri, IHSG akan dipengaruhi rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) serta data penjualan ritel. Selain itu, aksi initial public offering (IPO) RLCO disebut dapat menjadi katalis tambahan bagi pasar modal. okeslot
Faktor eksternal yang membayangi IHSG antara lain rilis data makroekonomi China, terutama neraca dagang dan inflasi yang diperkirakan meningkat. Pasar juga menantikan data ketenagakerjaan Amerika Serikat serta keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang akan diumumkan pekan depan. Kenaikan harga emas dunia turut menjadi sentimen penggerak IHSG.
Pada perdagangan 1–5 Desember 2025, IHSG mencatat kenaikan 1,46% ke level 8.632,76, didorong inflasi dalam negeri yang melandai, neraca dagang positif, serta penguatan rupiah. Kapitalisasi pasar juga naik 1,39% menjadi Rp 15.844 triliun. Investor asing membukukan aksi beli bersih sebesar Rp 2,48 triliun sepanjang pekan.
Meski demikian, aktivitas perdagangan melambat. Rata-rata volume transaksi turun 8,12% dan nilai transaksi harian merosot 29,61%. Namun, frekuensi transaksi meningkat 2,13% menjadi 2,66 juta kali per hari.