Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, kembali menguat dan menembus kisaran US$91.000 di tengah pasar yang menunggu keputusan suku bunga terakhir Federal Reserve tahun ini.
Menurut data CoinMarketCap pada Senin (8/12/2025), harga Bitcoin naik sekitar 2% dari US$89.000 hingga menyentuh level tertinggi harian di US$91.740, sebelum terkoreksi ringan ke US$91.200 saat artikel ini ditulis. Kenaikan tersebut turut diiringi lonjakan volume transaksi harian mencapai US$52,4 miliar, dengan kapitalisasi pasar berada di kisaran US$1,82 triliun.
Aset kripto lainnya juga tercatat menguat. Ethereum (ETH) naik 3% ke US$3.100, sementara XRP (XRP), BNB (BNB), dan Solana (SOL) mengalami kenaikan sekitar 1%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto meningkat ke US$3,1 triliun.
Pasar Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed
Para pelaku pasar kini tengah menunggu keputusan suku bunga terbaru dari The Fed yang dijadwalkan pada 11 Desember. Mengutip laporan Decrypt, CEO Amber Group Michael Wu menjelaskan bahwa perubahan ekspektasi suku bunga global “bergerak jauh lebih cepat ke pasar pendanaan kripto di Asia dibandingkan aset tradisional”.
Ia menambahkan bahwa pendanaan dan biaya pinjaman kini bergerak sejalan dengan panduan suku bunga global, mendorong institusi untuk meninjau ulang strategi treasury dan menyebar likuiditas ke platform CeFi maupun DeFi untuk meminimalkan volatilitas.
Sementara itu, inflasi jasa di AS memang menunjukkan penurunan dari puncaknya tahun lalu, namun masih lebih tinggi daripada inflasi barang. Komponen shelter pun belum turun ke level yang diharapkan. Ketidakselarasan ini membuat proses disinflasi The Fed lebih rumit dan meningkatkan kewaspadaan pasar terhadap kecepatan serta kedalaman pemangkasan suku bunga, termasuk keputusan penting pekan depan.
Di saat ketidakpastian makro meningkat, emas dan perak justru mencatat lonjakan signifikan. Bitcoin cenderung tertahan karena sensitivitasnya yang lebih tinggi terhadap guncangan kebijakan moneter dibandingkan saham AS.
Likuiditas yang masih rendah juga menjadi tantangan. Ryan McMillin, CIO Merkle Tree Capital, menyebut bahwa sejak insiden likuidasi harian besar-besaran mencapai US$19 miliar 10 Oktober, order book pasar kripto belum sepenuhnya pulih karena para market maker masih enggan masuk dengan ukuran besar.
Proyeksi data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada 11 Desember menunjukkan potensi kenaikan klaim pengangguran awal sebanyak 30.000 dari angka sebelumnya 191.000, menurut MarketWatch. Jika data lebih lemah, hal ini dapat memperkuat peluang pemangkasan suku bunga, terutama setelah pemulihan aktivitas ekonomi pasca penundaan panjang akibat penutupan pemerintahan AS terlama dalam sejarah.
Di sisi lain, analis menilai bahwa pemangkasan suku bunga biasanya menjadi katalis positif bagi aset berisiko karena biaya pinjaman lebih murah, sehingga mendorong selera risk-on, termasuk pada aset kripto.
McMillin juga menyoroti berakhirnya kebijakan quantitative tightening pada 1 Desember sebagai faktor penting yang membuat pasar “sudah berada pada posisi siap untuk reli”. Ia menilai keputusan pemangkasan suku bunga dapat menjadi pemicu awal penguatan berikutnya.