Prediksi terbaru dari Bernstein menunjukkan potensi lonjakan besar untuk Bitcoin, dengan estimasi harga mencapai sekitar Rp3,3 miliar pada 2027.
Proyeksi ini muncul setelah data menunjukkan bahwa perilaku pasar Bitcoin berubah signifikan, tidak lagi sepenuhnya bergantung pada siklus empat tahunan seperti sebelumnya.
Dilansir dari The Crypto Basic, lembaga riset melihat bahwa permintaan institusional kini menjadi pemicu utama stabilitas dan potensi kenaikan jangka panjang.
1. Lonjakan Permintaan Institusional Jadi Penopang Baru
Bernstein menegaskan bahwa permintaan institusional lewat produk seperti ETF telah mengubah struktur pasar. ETF Bitcoin hanya mencatat sekitar 5% outflow saat harga anjlok dari lebih dari $126.000 ke kisaran $80.000, menunjukkan ketahanan yang tidak terlihat pada fase siklus sebelumnya.
Fenomena ini dianggap sebagai tanda bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai aset strategis, bukan sekadar instrumen spekulatif. Institusi dengan horizon panjang cenderung menahan posisi meski volatilitas meningkat, sehingga tekanan jual semakin terbatas.
2. Perubahan Siklus: Era Baru di Luar Pola 4 Tahunan
Laporan Bernstein memproyeksikan bahwa Bitcoin bisa mencapai $200.000 pada 2027 atau sekitar Rp3,3 miliar (kurs Rp16.694). Perhitungan ini didorong oleh asumsi bahwa siklus empat tahunan Bitcoin mulai melemah akibat meningkatnya likuiditas terstruktur dan arus modal institusional.
Pandangan ini juga sejalan dengan komentar Tom Lee, yang menyebut bahwa siklus tersebut dapat “pecah” dalam delapan minggu ke depan karena pasar semakin dewasa. Ia memang menurunkan target jangka pendek, tetapi tetap melihat peluang pembentukan puncak baru dalam beberapa tahun.
3. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Memperkuat Narasi Bullish
Katalis berikutnya datang dari kebijakan moneter. Pasar memprediksi peluang 86% untuk pemangkasan suku bunga 0,25%, yang menjadi potensi pemicu aliran likuiditas baru ke aset berisiko seperti Bitcoin.
Analis dari London Crypto Club menyebut bahwa kombinasi rate cut dan kemungkinan ekspansi neraca akan menjadi “latar belakang yang sangat kuat” bagi Bitcoin memasuki awal tahun. Kondisi makro seperti ini biasanya menurunkan imbal hasil aset bebas risiko, memindahkan investor ke aset dengan potensi pertumbuhan lebih tinggi.