Bitcoin memasuki fase baru setelah lembaga riset Bernstein merilis proyeksi jangka panjang yang menyita perhatian pasar. Dalam laporan terbarunya, Bernstein menyebut bahwa Bitcoin berpotensi mencapai Rp16,6 miliar per BTC (setara $1 juta) pada tahun 2033.
Kenaikan ekstrem ini diperkirakan terjadi karena pola pasar Bitcoin kini mulai meninggalkan siklus empat tahunan dan bergerak menuju periode yang lebih panjang, dengan dorongan kuat dari permintaan institusional.
Siklus Empat Tahunan Bitcoin Dinilai Mulai Berubah
Selama lebih dari satu dekade, pergerakan harga Bitcoin identik dengan halving cycle, yaitu pengurangan reward mining setiap empat tahun yang memicu kelangkaan. Namun menurut Bernstein, halving kini bukan lagi faktor dominan yang menggerakkan harga.
Laporan tersebut menemukan bahwa permintaan institusional melalui instrumen seperti ETF spot telah menciptakan pola baru yang lebih panjang dan lebih stabil dibandingkan fluktuasi yang didorong oleh investor ritel.
Analis juga mencatat bahwa lembaga profesional kini membeli Bitcoin bukan untuk spekulasi jangka pendek, melainkan sebagai aset strategis dalam portofolio jangka panjang. Aliran modal yang berkelanjutan ini membuat pasar semakin matang dan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada siklus halving.
Institusi Membuat Bitcoin Lebih Stabil
Bernstein menyoroti meningkatnya peran institusi yang membuat volatilitas Bitcoin perlahan menurun. Salah satu indikatornya adalah aliran ETF yang tetap stabil meski terjadi koreksi harga, dengan outflow tidak pernah melebihi 5%.
Artinya, pemegang ETF lebih bersifat jangka panjang sehingga penjualan panik (panic selling) kini jauh lebih jarang dibandingkan siklus sebelumnya.
Likuiditas yang lebih kuat, pengelolaan aset yang lebih profesional, dan peningkatan solusi kustodian juga menjadi faktor pendukung menuju skenario Bitcoin yang lebih stabil sebagai penyimpan nilai, mirip emas.
Arah Masa Depan: Bitcoin sebagai Aset Strategis Global
Bernstein menilai bahwa Bitcoin berpotensi bertransformasi menjadi aset strategis global, terutama saat ketidakpastian ekonomi meningkat.
Dengan tumbuhnya adopsi institusi, regulasi yang lebih jelas, dan perkembangan produk keuangan seperti ETF, Bitcoin dinilai akan semakin diperlakukan sebagai store of value, bukan sekadar aset spekulatif.
Laporan ini juga memproyeksikan bahwa harga Bitcoin dapat mencapai:
- Rp3,3 miliar per BTC pada 2027 (setara $200.000)
- Rp16,6 miliar per BTC pada 2033 (setara $1 juta)
Pertumbuhan ini dianggap realistis jika tren institusional terus menguat.