Harga XRP masih bergerak terbatas meski minat institusional lewat produk ETF terus meningkat. Kondisi ini memicu pertanyaan besar di pasar: apakah XRP masih berisiko jatuh ke $1, atau justru sedang mengumpulkan tenaga?
Analis kripto Zach Rector dalam podcast Paul Barron Podcast yang diunggah di YouTube (14/12) menilai situasi ini wajar dan bukan sinyal pelemahan struktural.
Ia menyebut pasar XRP saat ini sedang berada di fase sell the news, kondisi yang sering muncul setelah peluncuran produk besar seperti ETF.
Masuknya dana besar ke ETF XRP belum langsung tercermin di harga pasar karena pembelian ETF dilakukan di jalur privat. Dengan kata lain, transaksi terjadi di luar pasar publik sehingga tidak menciptakan tekanan beli langsung pada harga XRP.
Pada November, sekitar $803 juta masuk ke ETF XRP, tetapi hampir $808 juta XRP dilepas ke pasar publik. Tekanan jual inilah yang membuat harga tetap tertahan meski minat institusional terlihat kuat.
Sederhananya, harga XRP ditentukan di pasar terbuka, bukan di balik layar. Selama arus beli belum berpindah ke pasar publik, pergerakan harga cenderung stagnan.
Menurutnya, penurunan ke $1 hampir tidak mungkin terjadi dan hanya bisa terjadi jika ada peristiwa ekstrem berskala besar hingga mengguncang pasar global.
Saat ini, likuiditas XRP jauh lebih dalam dibanding siklus sebelumnya. Banyak pelaku pasar besar justru menunggu koreksi untuk menambah posisi, bukan panik menjual.
Rector juga menyoroti pola higher low yang terus terbentuk sepanjang tahun. XRP sempat membentuk level bawah di sekitar $1.60 pada April, lalu naik ke $1.77 di Oktober, dan $1.81 di November, menandakan struktur harga masih sehat.
Selama tekanan jual tetap terkendali dan arus ETF tidak berubah menjadi distribusi agresif, risiko penurunan ekstrem dinilai sangat terbatas. Fokus pasar kini bergeser dari “kenapa belum naik” ke “kapan tekanan jual habis”.