Kamu mungkin pernah lihat laporan sebuah proyek yang menulis “FY 2024”, tapi ketika kamu cek tanggalnya, periodenya bukan Januari sampai Desember. Di saat yang sama, ada juga laporan kuartalan yang terasa “geser”, seolah Q4-nya tidak nyambung dengan Q4 kalender yang kamu kenal.
Kalau kamu pernah mikir ini trik atau cara “mengatur angka”, wajar. Tapi di banyak kasus, jawabannya jauh lebih sederhana dan justru berkaitan dengan cara organisasi menjaga pelaporan tetap rapi, konsisten, dan gampang dibandingkan dari tahun ke tahun. Supaya kamu tidak kejebak salah tafsir, kita mulai dari fondasinya dulu.
Apa Itu Fiscal Year dan Kenapa Tidak Selalu Sama dengan Kalender
Fiscal year, atau tahun fiskal, adalah periode pelaporan 12 bulan yang dipakai organisasi untuk menyusun laporan keuangan, anggaran, dan evaluasi kinerja, yang biasanya menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan tahunan sebuah organisasi. Bedanya dengan tahun kalender ada di titik start dan finish. Tahun kalender tetap, dari 1 Januari sampai 31 Desember. Fiscal year fleksibel, bisa dimulai di bulan apa pun, lalu berakhir 12 bulan setelahnya.
Yang perlu kamu pegang adalah ini: fiscal year tetap satu tahun penuh. Ini bukan periode yang dipotong pendek atau dipanjangkan sesuka hati. Perubahannya hanya pada kapan tahun itu “dimulai” menurut sistem pelaporan organisasi.
Dari sini biasanya muncul kebingungan yang paling sering: kalau fiscal year bisa mulai kapan saja, berarti ada banyak versi “tahun” yang berjalan bersamaan. Betul. Dan justru itu kunci kenapa organisasi memilih fiscal year, karena mereka ingin tahun pelaporan mereka mengikuti ritme kerja mereka, bukan ritme kalender.