Harga Bitcoin (BTC) terlihat lesu dalam beberapa hari terakhir. Pergerakannya nyaris tidak berubah, hanya turun tipis sekitar 0,2% dalam 24 jam dan naik kurang dari 1% secara mingguan. Kondisi ini membuat pasar terlihat sepi dan cenderung sideways.
Namun di balik pergerakan harga yang datar tersebut, sejumlah data teknikal dan on-chain justru menunjukkan sinyal berbeda.
Tekanan jual mulai melemah, perilaku holder membaik, dan akumulasi whale masih berlangsung. Kombinasi faktor ini menjadi alasan mengapa skenario bullish Bitcoin belum sepenuhnya gugur.
Indikator On-Balance Volume (OBV) menjadi sorotan utama. Pada periode 9 hingga 11 Desember, harga Bitcoin mencetak lower high, sementara OBV justru membentuk higher high. Pola ini mengindikasikan aktivitas beli tetap terjadi meskipun harga gagal bergerak naik.
Sinyal tersebut berlanjut pada 10 hingga 12 Desember. Saat harga membuat lower low, OBV justru membentuk higher low. Artinya, penurunan harga tidak lagi didukung volume jual yang kuat. Tekanan dari sisi penjual mulai berkurang.
Dua divergensi OBV ini tidak serta-merta menandakan breakout, tetapi sering muncul menjelang perubahan arah tren.
Data on-chain memperkuat gambaran tersebut. Indikator Holder Net Position Change menunjukkan bahwa tekanan jual dari holder jangka panjang mulai mereda.
Pada 10 Desember, distribusi dari long-term holder tercatat sekitar 155.999 BTC. Tiga hari kemudian, angka ini turun menjadi sekitar 150.614 BTC, atau berkurang sekitar 3,4%. Penurunan ini menandakan bahwa holder lama tidak lagi agresif melepas asetnya meski harga belum pulih.
Perilaku semacam ini umumnya muncul saat pasar berada dalam fase konsolidasi, bukan ketika memasuki tren turun yang kuat.