Harga AAVE masih melemah meski protokolnya baru saja mendapatkan kejelasan hukum di Amerika Serikat.
Token DeFi ini turun lebih dari 3% dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di kisaran US$185, mencerminkan tekanan pasar yang belum mereda meski kabar fundamental tergolong positif.
Penurunan ini menegaskan bahwa fundamental kuat tidak selalu langsung tercermin pada harga, terutama ketika sentimen pasar sedang defensif.
Investigasi SEC Ditutup, Risiko Hukum Berkurang
Salah satu kabar paling signifikan bagi AAVE datang dari regulator Amerika Serikat. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) resmi mengakhiri investigasi selama empat tahun terhadap AAVE tanpa merekomendasikan tindakan hukum.
Kepastian ini dikonfirmasi langsung oleh pendiri AAVE, Stani Kulechov, melalui surat resmi SEC tertanggal 12 Agustus 2025.
Kulechov menyebut penutupan investigasi ini sebagai titik balik penting bagi AAVE. Ia menilai keputusan tersebut membuka fase baru bagi pengembang untuk membangun layanan keuangan terdesentralisasi dengan kepastian hukum yang lebih jelas di Amerika Serikat.
Bagi AAVE, berakhirnya pemeriksaan regulator ini secara langsung menurunkan risiko hukum yang selama ini membayangi sektor DeFi.
Kejelasan regulasi di AS juga dinilai strategis karena kerap menjadi acuan bagi regulator di berbagai yurisdiksi lain.
Sebagai sinyal kepercayaan terhadap masa depan protokol, Kulechov turut mengungkapkan bahwa ia secara pribadi membeli AAVE senilai US$9,8 juta, terpisah dari rencana buyback yang diajukan melalui mekanisme Aave DAO.
Pengembangan Produk dan Aktivitas DeFi Tetap Kuat
Sejalan dengan kepastian regulasi tersebut, AAVE juga melanjutkan pengembangan produknya melalui peluncuran AAVE V4.
Versi ini dirancang untuk mengeksplorasi agregasi liquidity pool, sebuah fitur yang belum dimaksimalkan pada versi sebelumnya.
Dari sisi data on-chain, aktivitas protokol masih menunjukkan skala besar. Total value locked (TVL) AAVE V3 tercatat di atas US$32 miliar, dengan sekitar US$22 miliar telah dipinjam.
Angka ini menegaskan posisi AAVE sebagai salah satu protokol lending dan borrowing terbesar di ekosistem DeFi.
Namun, kuatnya aktivitas protokol belum cukup untuk membalikkan arah harga dalam jangka pendek.
Sentimen Risk-Off Menekan Harga AAVE
Penyebab utama pelemahan AAVE bukan berasal dari faktor internal, melainkan kondisi pasar kripto secara keseluruhan.
Investor saat ini cenderung berada dalam fase risk-off, mengurangi eksposur ke aset berisiko, termasuk altcoin.
Dalam kondisi seperti ini, harga token cenderung bergerak searah dengan pasar luas, terlepas dari kekuatan fundamental masing-masing proyek. AAVE pun tidak luput dari tekanan tersebut.
Sinyal Teknikal Masih Mengarah ke Bearish
Melansir dari Coinpedia, pergerakan harga AAVE juga belum memberikan sinyal pemulihan. Secara tahunan, harga AAVE masih bergerak dalam konsolidasi horizontal, dengan area resistensi di sekitar US$355 dan support kuat di kisaran US$130.
Tekanan jual meningkat setelah harga menembus support tren naik pada grafik mingguan. Indikator MACD mingguan turut mengonfirmasi sentimen bearish, dengan garis MACD dan sinyal berada di bawah level nol serta histogram negatif yang terus berkembang.
Kondisi ini membuka peluang harga AAVE untuk kembali menguji area support bawah, terutama jika tekanan pasar berlanjut hingga akhir tahun.