Pasar kripto mengalami tekanan jual signifikan seiring meningkatnya ketidakpastian global.
Isu pergantian Ketua Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat dan kekhawatiran terhadap potensi gelembung di sektor kecerdasan buatan (AI) mendorong investor mengurangi eksposur pada aset berisiko, termasuk Bitcoin (BTC) dan altcoin.
Pada awal pekan ini, Bitcoin kembali menguji area US$85.000, sementara Ether turun ke kisaran US$2.900.
Koreksi ini terjadi di tengah perubahan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter AS serta memburuknya sentimen makroekonomi.
Likuidasi Besar Cerminkan Tekanan Pasar
Tekanan jual diperparah oleh tingginya penggunaan leverage di pasar derivatif kripto. Data menunjukkan total open interest kontrak berjangka kripto berada di sekitar US$135 miliar.
Dalam kurun 24 jam, lebih dari US$527 juta posisi long dilikuidasi, mencerminkan meningkatnya kehati-hatian pelaku pasar terhadap potensi penurunan lanjutan.
Lonjakan likuidasi ini membuat pergerakan harga semakin volatil. Saat harga mulai melemah, posisi dengan leverage tinggi terpaksa ditutup, memicu efek domino yang mempercepat aksi jual.
Sentimen Makro AS Dorong Sikap Risk-Off
Perubahan sikap investor juga dipengaruhi kondisi makroekonomi Amerika Serikat.
Melansir dari Cointelegraph, survei terbaru menunjukkan melemahnya daya beli konsumen, dengan 41% responden berencana mengurangi belanja akibat tekanan biaya hidup dan stagnasi upah.
Situasi ini memperkuat kekhawatiran perlambatan ekonomi. Di saat yang sama, stabilnya imbal hasil obligasi AS tenor lima tahun menandakan investor mencari perlindungan dari inflasi.
Kondisi ini cenderung menguntungkan aset tradisional dan dolar AS, namun menekan permintaan terhadap aset alternatif seperti kripto.
Kekhawatiran Bubble AI Ikut Membebani Pasar
Selain faktor moneter, kekhawatiran terhadap sektor teknologi juga ikut membayangi pasar.
Lembaga investasi besar menilai pembiayaan agresif proyek AI yang bergantung pada utang berpotensi menciptakan risiko sistemik.
Kekhawatiran ini mendorong investor meningkatkan porsi kas dan keluar dari aset berisiko tinggi.
Kripto, yang kerap dipandang sebagai bagian dari aset berisiko, ikut terkena dampaknya. Perpindahan dana dari aset spekulatif ke instrumen yang lebih defensif mempersempit likuiditas di pasar kripto.
Penguatan Dolar Tekan Daya Tarik Kripto
Indeks dolar AS yang kembali menemukan pijakan setelah beberapa pekan melemah turut menekan pasar kripto.
Penguatan dolar mengurangi daya tarik Bitcoin dan Ethereum sebagai alternatif lindung nilai, terutama dalam jangka pendek.
Dalam kondisi seperti ini, pelaku pasar cenderung menunggu kejelasan arah kebijakan dan stabilitas makro sebelum kembali mengambil risiko.