Pasar kripto kembali berada di bawah tekanan menjelang akhir tahun. Bitcoin masih tertahan di kisaran $87.000 pada Jumat (19/12).
Skenario penurunan yang lebih dalam menuju awal 2026 mulai bermunculan.
Sejumlah analis menilai kondisi pasar saat ini bukan sekadar koreksi biasa, melainkan fase defensif yang ditandai dengan meningkatnya lindung nilai dan berkurangnya kepercayaan jangka pendek.
Tekanan Derivatif Jadi Sinyal Awal Pelemahan
Dilansir dari CoinDesk, aktivitas di pasar derivatif menunjukkan bahwa banyak pelaku pasar mulai bersiap menghadapi kemungkinan harga Bitcoin turun lebih dalam.
Hal ini terlihat dari meningkatnya transaksi yang bertaruh pada skenario penurunan harga di area $85.000 menjelang akhir Desember.
Sederhananya, banyak trader memilih mengunci perlindungan jika harga jatuh, bukan mengambil posisi agresif untuk mengejar kenaikan.
Ini biasanya terjadi saat kepercayaan jangka pendek terhadap arah pasar mulai melemah.
Selain itu, tingkat volatilitas jangka pendek ikut meningkat, menandakan pasar memperkirakan pergerakan harga yang lebih liar ke depan.
Analis Soroti Risiko Siklus Turun Lebih Dalam
Strategis komoditas Bloomberg Intelligence, Mike McGlone, memperingatkan bahwa reli Bitcoin ke atas $100.000 sebelumnya bisa menjadi puncak siklus. Menurutnya, lonjakan ekstrem sering diikuti koreksi besar.
Ia bahkan menyebut kemungkinan Bitcoin kembali ke area $10.000 pada 2026 jika perlambatan ekonomi global benar-benar terjadi. Meski terdengar ekstrem, peringatan ini menyoroti tingginya risiko aset spekulatif saat likuiditas mengetat.
Namun sejauh ini, Bitcoin masih relatif bertahan dengan penurunan sekitar 5% sepanjang 2025, menunjukkan tekanan belum sepenuhnya berubah menjadi kepanikan.
Dampaknya ke Ethereum dan Altcoin
Tekanan tidak hanya dirasakan Bitcoin. Ethereum menunjukkan posisi opsi yang lebih seimbang, tetapi tetap ada konsentrasi risiko di area $2.500.
Altcoin lain seperti XRP dan ADA dinilai lebih rentan karena likuiditas yang lebih tipis. Dalam fase pasar defensif, aset dengan kapitalisasi lebih kecil biasanya mengalami koreksi lebih tajam.
Data on-chain juga menunjukkan pemegang jangka pendek Bitcoin masih berada dalam posisi rugi.
Sementara, pemegang jangka panjang telah melepas sekitar 500.000 BTC sejak Juli. Ini memperkuat sinyal distribusi bertahap, bukan akumulasi agresif.