Sepanjang 2025, industri aset kripto mengalami sejumlah peristiwa besar di level global dan Indonesia. Pergerakan harga ekstrem, perubahan regulasi, hingga masuknya institusi besar membentuk arah baru industri ini.
Berikut tujuh peristiwa kripto paling signifikan sepanjang 2025 beserta dampaknya.
Peralihan Pengawasan Kripto dari Bappebti ke OJK
Pada 30 Juli 2025, pengawasan aset kripto di Indonesia resmi beralih dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peralihan ini ditandai dengan penandatanganan addendum Berita Acara Serah Terima antara OJK dan Bappebti, yang menuntaskan proses transisi pengawasan aset keuangan digital, termasuk kripto.
Proses ini sebenarnya sudah dimulai sejak 10 Januari 2025, sesuai amanat Undang-Undang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (UU P2SK). Dengan rampungnya transisi, kripto tidak lagi diklasifikasikan sebagai komoditas, melainkan instrumen keuangan. Status hukum ini diperkuat melalui Peraturan OJK Nomor 23 Tahun 2025 sebagai perubahan atas POJK 27 Tahun 2024, yang mengatur penyelenggaraan perdagangan Aset Keuangan Digital, termasuk aset kripto dan derivatifnya.
Bitcoin Tiga Kali Cetak All Time High
Pada 20 Januari 2025, harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru dengan menembus level mendekati US$110.000. Capaian ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Bitcoin melewati level psikologis US$100.000 pada akhir 2024, sekaligus menandai pertama kalinya Bitcoin memasuki valuasi enam digit secara konsisten. Kapitalisasi pasar Bitcoin pun melampaui US$2 triliun.
Kenaikan ini berlanjut sepanjang tahun. Bitcoin kembali mencetak rekor baru di US$123.000 pada Juli 2025, sebelum mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran US$126.000 pada Oktober 2025. Lonjakan harga ini didorong oleh meningkatnya permintaan institusional, terutama melalui ETF Bitcoin spot, serta kondisi makro global yang mendukung aset berisiko.
Peretasan Bybit Jadi yang Terbesar dalam Sejarah Kripto
Pada 21 Februari 2025, platform exchange Bybit mengonfirmasi peretasan besar yang mengakibatkan pencurian aset kripto senilai sekitar US$1,5 miliar. Insiden ini tercatat sebagai peretasan terbesar dalam sejarah industri kripto.
Investigasi mengungkap bahwa pelaku berasal dari kelompok peretas Korea Utara yang dikenal sebagai Lazarus Group. Mereka memanfaatkan celah pada sistem multisignature wallet Bybit untuk memindahkan dana.
Adopsi Institusional Kripto Makin Masif
Sepanjang 2025, adopsi kripto oleh institusi keuangan tradisional meningkat signifikan. Sejumlah pemain besar seperti JPMorgan, Fidelity, Citigroup, Morgan Stanley, Mastercard, dan Visa mulai menawarkan atau memperluas produk kripto kepada nasabah, mulai dari layanan kustodian hingga perdagangan aset digital.
Di sisi korporasi dan treasury, perusahaan seperti Strategy, Metaplanet, dan BitMine memperkuat eksposur Bitcoin dalam neraca keuangan mereka. Tren ini menunjukkan perubahan persepsi kripto dari aset spekulatif menjadi instrumen strategis dalam manajemen keuangan institusi.
Undang-Undang Stablecoin Disahkan di Amerika Serikat
Pada 18 Juli 2025, Presiden Amerika Serikat menandatangani Guiding and Ensuring National Uniformity in Stablecoins Act atau GENIUS Act menjadi undang-undang. Regulasi ini menjadi kerangka federal pertama yang secara khusus mengatur stablecoin di AS.
GENIUS Act mewajibkan penerbit stablecoin pembayaran memiliki cadangan 100 persen dalam aset likuid, seperti dolar AS atau obligasi pemerintah jangka pendek, serta menerapkan transparansi cadangan secara berkala. Aturan ini juga melarang klaim bahwa stablecoin dijamin pemerintah. Kehadiran regulasi ini memberikan kepastian hukum dan perlindungan konsumen di pasar stablecoin terbesar dunia.
Gelombang Persetujuan ETF Kripto Spot
Pada 17 September 2025, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui perubahan aturan yang memungkinkan bursa saham menerapkan standar listing generik untuk ETF kripto spot. Kebijakan ini memangkas waktu persetujuan ETF menjadi maksimal 75 hari, jauh lebih singkat dibandingkan sebelumnya.
Keputusan ini membuka jalan bagi peluncuran berbagai ETF kripto spot baru, mulai dari ETF Bitcoin dan Ethereum, hingga ETF berbasis aset lain seperti Solana, XRP, dan bahkan Dogecoin. Akses yang lebih mudah dan teregulasi ini memperluas partisipasi investor ritel dan institusional di pasar kripto.
Integrasi Kripto dan Kecerdasan Buatan
Sepanjang 2025, hubungan antara kripto dan kecerdasan buatan semakin nyata. Blockchain mulai dimanfaatkan untuk menyelesaikan tantangan AI, seperti identitas digital, lisensi data, dan sistem pembayaran untuk agen AI. Proyek identitas terdesentralisasi seperti World telah memverifikasi lebih dari 17 juta pengguna secara global sebagai bukti keunikan manusia.
Di sisi lain, standar protokol seperti x402 mulai digunakan sebagai infrastruktur pembayaran mikro untuk agen AI otonom. Gartner memperkirakan ekonomi berbasis agen AI dapat mencapai nilai US$30 triliun pada 2030, dan kripto diposisikan sebagai tulang punggung sistem keuangannya. Meski sebagian talenta sempat berpindah dari kripto ke AI, arus masuk pengembang dari sektor keuangan dan teknologi konvensional menjaga ekosistem kripto tetap berkembang.