Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Rp11 Triliun Kripto Terlikuidasi dalam Sehari, Ether Paling Tertekan

Posted on May 20, 2025

Ether (ETH), aset kripto terbesar kedua di dunia, kembali mengalami tekanan, dengan harga yang merosot ke level US$2.400 setelah mencatat reli signifikan ke rekor tertinggi mingguan di US$2.700. Penurunan ini turut disusul dengan likuidasi besar-besaran di pasar kripto.

Data menunjukkan bahwa ETH telah turun dari US$2.580 ke harga saat ini di US$2.392, mencatat penurunan lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir. Ini diikuti dengan kapitalisasi pasar Ether yang terus anjlok di US$288 juta.

Secara luas, pasar kripto menunjukkan pelemahan, dengan nilai pasar global menyusut sekitar 1,40% menjadi US$3,25 triliun. Bitcoin (BTC) turun tipis kurang dari 1% ke level US$103.000, sementara altcoin besar lainnya seperti XRP (XRP) dan Solana (SOL) mencatat koreksi masing-masing sebesar 2,3% dan 4,5%.

Lonjakan Likuidasi Jadi Penyebabnya

Salah satu pemicu utama turunnya harga ETH adalah lonjakan likuidasi posisi long yang terjadi dalam waktu singkat. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir, lebih dari US$263 juta atau setara Rp4,3 triliun nilai posisi ETH dilikuidasi, di mana sebagian besar atau senilai US$205 juta berasal dari posisi long yang bertaruh kenaikan harga.

Ketika trader membuka posisi long dengan leverage tinggi dan harga tidak bergerak sesuai harapan, platform exchange akan secara otomatis menjual aset mereka untuk menutup kerugian. Fenomena ini memicu efek domino likuidasi paksa, yang mempercepat penurunan harga ETH secara drastis.

Adapun, deleveraging ini juga terlihat di seluruh pasar kripto, di mana total likuidasi untuk seluruh aset mencapai US$665 juta atau setara Rp11 triliun, dengan lebih dari US$466 juta terjadi di posisi long.

Masih Dipicu Kondisi Ekonomi AS

Di antara alasan lainnya, penurunan harga kripto saat ini terjadi bersamaan dengan gejolak di pasar keuangan global menyusul keputusan Moody’s Ratings yang menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat dari Aaa menjadi Aai pada 17 Mei 2025.

Alasan di balik keputusan ini mencakup membengkaknya utang nasional AS yang kini mencapai US$36 triliun, defisit fiskal yang terus berlanjut, beban bunga yang meningkat, serta kurangnya kemauan politik untuk mengendalikan pengeluaran.

Penurunan rating ini membuat pasar finansial global terguncang, di mana imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS melonjak tajam, mencerminkan sentimen risk off di kalangan investor yang mulai menghindari aset berisiko, termasuk kripto.

Adapun menurut analis pasar dari The Kobeissi Letter, kenaikan yield ini tetap terjadi meski ada tekanan resesi, inflasi yang mulai menurun, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Di sisi lain, Federal Reserve AS masih bersikap tegas untuk tidak menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Berdasarkan proyeksi CME FedWatch, pasar hanya memperkirakan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga sepanjang 2025.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • 3 Aset Crypto yang Diborong Para Whale Hari Ini (6/6/25), Harga Berpotensi Naik?
  • 3 Altcoin yang Layak Dipantau di Juni 2025, Siap Tembus ATH?
  • Harga 1 Pi Network (PI) di Indonesia Hari Ini (9/6/25)
  • 3 Aset Crypto yang Diborong Para Whale Hari Ini (9/6/25), Harga Berpotensi Naik?
  • Eric Balchunas Prediksi ETF Memecoin Muncul di Tahun 2026, Ini Katanya!

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme