
Harga emas dunia mengalami koreksi dalam perdagangan Kamis malam (22/5). Penurunan ini dipicu pasar yang masih menunggu rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat serta perkembangan geopolitik global yang semakin memanas.
Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa fokus utama pasar saat ini adalah data pengangguran (jobless claim) dan indeks PMI manufaktur dari S&P Global yang diperkirakan mengalami kontraksi. Selain itu, pasar juga mencermati agenda voting di DPR AS terkait kenaikan batas utang sebesar USD 3-5 triliun, yang kemungkinan besar akan disetujui karena dominasi Partai Republik.
Ibrahim menambahkan, kondisi ini memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi AS, yang telah terkontraksi 0,3% pada kuartal pertama 2025. Ditambah penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s, situasi menjadi lebih kompleks.
Dari sisi geopolitik, negosiasi damai Rusia-Ukraina menemui jalan buntu, terutama terkait tuntutan pengembalian wilayah yang dikuasai Rusia. Jika gencatan senjata gagal, kemungkinan sanksi berat dari Eropa dan AS terhadap Rusia semakin besar. Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah meningkat dengan operasi militer Israel di Jalur Gaza yang didukung kebijakan relokasi warga Gaza oleh Presiden AS Donald Trump, mendapat kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional.
Ibrahim memprediksi harga emas dunia saat ini di level USD 3.298 per troy ounce masih berpotensi terkoreksi ke USD 3.275, namun berpeluang menguat kembali ke USD 3.361 bahkan USD 3.400, level yang dinantikan para investor.