Liputan6.com, Jember – Kasus dugaan penipuan investasi bodong dengan kedok arisan, masih saja terus terjadi. Sekitar 40 orang mengaku tertipu oleh seorang perempuan muda yang berprofesi sebagai tukang bakso. Para korban sebagian besar berasal dari sejumlah kecamatan di Jember, dan sisanya dari Bondowoso.
Terlapor dalam kasus ini adalah UL, seorang perempuan muda 31 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penjual bakso di rumahnya yang ada di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk.
“Kemarin hari Minggu (09/03/2025) kita sudah mendatangi rumah Mbak UL. Tapi dia tidak terlihat menunjukkan niatan untuk menyelesaikan persoalan. Minimal mengembalikan uang kami,” ujar Nurul Hasanah, Selasa (11/3/2025).
Saat itu, situasi di rumah terlapor sempat memanas karena puluhan korban yang sudah habis kesabaran. Sebagian korban penipuan akhirnya menghubungi Polsek Jelbuk, meminta polisi untuk mengamankan terduga pelaku.
“Yang mengamankan mbak UL bukan kami, tetapi polisi dari Polsek Jelbuk. Kemudian kami diarahkan untuk membuat laporan ke Polres Jember pada hari ini,” ungkap Nurul.
Nurul menjelaskan, terduga pelaku penipuan investasi bodong UL ini membuat dua jenis arisan. Yakni arisan uang dan arisan barang.
Sebanyak 40 orang yang mengaku sebagai korban dan membuat laporan polisi itu adalah koordinator arisan yang sejauh ini telah berhasil merekrut hingga ratusan orang anggota.
Nurul Hasanah sendiri menjadi salah satu koordinator arisan barang yang dibuat UL.
Dalam arisan berbentuk barang, terlapor menjanjikan para anggota arisan akan mendapat sejumlah barang kebutuhan pokok atau sembako dengan harga murah. Mulai dari daging, telur, dan minyak goreng.
Tapi setelah korban menyetor uang, barang yang dijanjikan ternyata tak kunjung diberikan.
“Kalau pakai telur itu, satu kerat itu Rp150 ribu murah kan? Nah itu dirupakan arisan juga beberapa bulan, banyak yang ikut. Ada juga mie goreng, gula, dan daging,” ujar Nurul.
Semula, perempuan berjilbab ini berharap dengan mengikuti arisan barang, bisa meringankan kebutuhannya menjelang lebaran.
“Kalau saya sendiri kerugian Rp15 juta, saya investasi untuk beli daging lebaran dengan harga Rp270 ribu per 3 Kg,” ucap Nurul dengan nada kesal.